Fiction logo

"Lost Among Longing: A Love Story on the Edge of Time"

Dahulu kala, di sebuah kota kecil yang tenang di antara perbukitan, hiduplah seorang gadis bernama Eliza yang terpesona dengan buku-buku tua. Ia menghabiskan hari-harinya tenggelam dalam kisah-kisah petualangan dan romansa, memimpikan cinta yang melampaui waktu itu sendiri. Pada suatu sore yang hujan, saat menjelajahi toko buku yang berdebu, Eliza menemukan sebuah jurnal kuno bersampul kulit yang terselip di sudut yang terlupakan. Saat membuka halaman-halamannya yang rapuh, ia menemukan tulisan-tulisan seorang pemuda bernama Jonathan dari berabad-abad yang lalu. Kata-katanya berbicara tentang cinta yang mendalam untuk seorang wanita yang ia sebut belahan jiwanya, yang hilang secara tragis oleh waktu. Tertarik dan tersentuh oleh prosa Jonathan yang menyentuh hati, Eliza mulai membayangkan seperti apa kisah cinta mereka nantinya. Ia menghabiskan malam-malamnya dengan meneliti jurnal itu, merasakan hubungan dengan kerinduan Jonathan yang telah lama ada. Ia tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa takdir mereka entah bagaimana saling terkait. Suatu hari, saat Eliza duduk di alun-alun kota dengan jurnal di tangannya, seorang pemuda bernama James mendekatinya. Ia tertarik pada intensitas ketenangannya dan cara ia tampak tersesat di dunia lain. James adalah seniman yang melihat keindahan dalam segala hal, dan ia tidak dapat menahan diri untuk tidak menangkap ekspresi Eliza yang penuh perhatian dalam sebuah sketsa. Mereka memulai percakapan yang mengalir dengan mudah, seolah-olah mereka telah saling kenal selama bertahun-tahun. James berbagi hasratnya untuk mengabadikan momen dalam waktu, dan Eliza berbicara tentang ketertarikannya pada cerita yang bertahan selama berabad-abad. Saat persahabatan mereka berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam, Eliza tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya apakah James adalah Jonathan bagi belahan jiwanya yang tidak dikenal. Mereka menghabiskan waktu berhari-hari menjelajahi kota bersama, menemukan taman tersembunyi dan kafe-kafe nyaman tempat mereka berbagi mimpi tentang masa depan. Namun, saat cinta mereka mulai bersemi, Eliza mendapati dirinya terpecah antara masa kini dan masa lalu. Ia tidak dapat mengabaikan tarikan kata-kata Jonathan dalam jurnal itu, yang bergema sepanjang waktu dan menggugah hatinya dengan kerinduan yang tidak dapat dijelaskan. James merasakan gejolak batinnya dan dengan lembut mendorongnya untuk mengikuti kata hatinya, bahkan jika itu berarti menghadapi misteri masa lalu. Dengan dukungannya yang tak tergoyahkan, Eliza menyelidiki jurnal Jonathan lebih dalam, bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik cintanya yang hilang. Melalui penelitiannya, Eliza menemukan bahwa belahan jiwa Jonathan adalah seorang wanita bernama Emily, yang meninggal secara tragis dalam kebakaran yang menghancurkan rumah leluhur mereka. Tergerak oleh kisah mereka, Eliza menyadari bahwa cinta Jonathan untuk Emily telah melampaui waktu, sama seperti hubungannya dengan James terasa abadi dan abadi. Pada akhirnya, Eliza memahami bahwa cinta tidak terikat oleh batasan waktu atau keadaan. Dia merangkul cinta yang dia bagikan dengan James, mengetahui bahwa kisah mereka baru saja dimulai, bahkan ketika kisah Jonathan tetap terukir dalam sejarah. Maka, Eliza dan James terus mengeksplorasi kisah cinta mereka sendiri di tepi waktu, menghargai setiap momen seolah-olah itu adalah bab yang berharga dalam jurnal cinta dan kerinduan kuno mereka sendiri.

By Mohammad Wahyu mahendraPublished 7 days ago 2 min read

Once upon a time, in a quaint little town nestled among rolling hills, there lived a girl named Eliza who was fascinated with old books. She spent her days lost in stories of adventure and romance, dreaming of a love that transcended time itself.

One rainy afternoon, while browsing a dusty bookstore, Eliza stumbled upon an ancient leather-bound journal tucked away in a forgotten corner. As she opened its fragile pages, she discovered the writings of a young man named Jonathan from centuries past. His words spoke of a profound love for a woman he called his soulmate, lost tragically to time.

Intrigued and moved by Jonathan's heartfelt prose, Eliza began to imagine what their love story might have been like. She spent nights poring over the journal, feeling a connection to Jonathan's longing across the ages. She couldn’t shake the feeling that their destinies were somehow intertwined.

One day, as Eliza sat in the town square with the journal in hand, a young man named James approached her. He was drawn to her quiet intensity and the way she seemed lost in another world. James was an artist who saw beauty in everything, and he couldn’t resist capturing Eliza's thoughtful expression in a sketch.

They struck up a conversation that flowed effortlessly, as if they had known each other for years. James shared his passion for capturing moments in time, and Eliza spoke of her fascination with stories that endure through centuries.

As their friendship blossomed into something deeper, Eliza couldn’t help but wonder if James was the Jonathan to her unknown soulmate. They spent days exploring the town together, discovering hidden gardens and cozy cafes where they shared dreams of the future.

But just as their love began to bloom, Eliza found herself torn between the present and the past. She couldn’t ignore the pull of Jonathan’s words in the journal, echoing through time and stirring her heart with an inexplicable longing.

James sensed her inner turmoil and gently encouraged her to follow her heart, even if it meant confronting the mysteries of the past. With his unwavering support, Eliza delved deeper into Jonathan's journal, determined to uncover the truth behind his lost love.

Through her research, Eliza discovered that Jonathan’s soulmate was a woman named Emily, who had tragically passed away in a fire that destroyed their ancestral home. Moved by their story, Eliza realized that Jonathan’s love for Emily had transcended time, just as her connection with James felt timeless and enduring.

In the end, Eliza understood that love is not bound by the constraints of time or circumstance. She embraced the love she shared with James, knowing that their story was just beginning, even as Jonathan’s tale remained etched in history.

And so, Eliza and James continued to explore their own love story on the edge of time, cherishing each moment as if it were a precious chapter in their own ancient journal of love and longing.

Short StoryPsychologicalLove

About the Creator

Enjoyed the story?
Support the Creator.

Subscribe for free to receive all their stories in your feed. You could also pledge your support or give them a one-off tip, letting them know you appreciate their work.

Subscribe For Free

Reader insights

Be the first to share your insights about this piece.

How does it work?

Add your insights

Comments (1)

  • Alex H Mittelman 7 days ago

    Very good! Fascinating

MWMWritten by Mohammad Wahyu mahendra

Find us on social media

Miscellaneous links

  • Explore
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Terms of Use
  • Support

© 2024 Creatd, Inc. All Rights Reserved.